Kamis, 02 Februari 2012

Bambang Ekalaya

Bambang Ekalaya (Palgunadi)
Ekalaya adalah seorang pangeran dari kaum Nisada. Kaum ini adalah kaum yang paling rendah yaitu kaum pemburu, namun memiliki kemampuan yang setara dengan Arjuna dalam ilmu memanah. Bertekad ingin menjadi pemanah terbaik di dunia, lalu ia pergi ke Hastina ingin berguru kepada Durna. Tetapi ditolaknya.

Bambang ekalaya dan penolakan Durna
Durna sudah berjanji dalam dirinya untuk menjadikan arjuna sebagai Pemanah yang pernah ada dan tidak mengangkat murid selain kurawa & pandawa. karena itulah durna menolak bambang ekalaya menjadi murid, Bukan karena ketidakmampuannya dalam memanah, namun karena Durna tahu kalau ekalaya lebih berbakat dan lebih hebat daripada Arjuna. Bambang ekalaya kecewa berat tapi tidak melunturkan keinginannya berguru pada durna, ekalaya pun kembali ke hutan & bertekad untuk menjadi pemanah yang jago. Dia membuat patung durna. Setiap hari, sebelum latihan memanah, dia selalu berdoa dan memuja patung Durna mohon restu untuk latihannya hari itu. Hasilnya meski tidak berguru langsung pada Durna, kemampuan memanahnya seimbang dengan murid Durna di sokalma yakni arjuna.
Suatu hari di dalam hutan, terdengarlah suara anjing menggonggong, tanpa melihat Ekalaya melepaskan anak panah yang tepat mengenai mulut anjing tersebut. Saat anjing tersebut ditemukan oleh para Pandawa, mereka bertanya-tanya siapa orang yang mampu melakukan ini semua selain Arjuna. Kemudian mereka melihat Ekalaya, yang memperkenalkan dirinya sebagai murid dari Guru Durna. Arjuna dan Durna kaget, arjuna tidak ingin keahliannya memanah tersaingi oleh bambang ekalaya, ia menyuruh durna pergi menemui ekalaya untuk mematikan kesaktian bambang ekalaya. Atas pemintaan arjuna, Durna pun mendatangi Ekalaya dan meminta ekalaya memotong jempolnya alasannya sebagai tanda balas jasa seorang murid pada guru. karena baktinya pada guru, tanpa ragu ekalaya menuruti keinginan Durna ia lantas memotong jempol, meskipun dia tahu akan akibat dari pengorbanannya tersebut, ia akan kehilangan kemampuan dalam ilmu memanah. Ekalaya menghormati sang guru dan menunjukkan baktinya. Namun tidak setimpal dengan apa yang didapatkannya yang akhirnya kehilangan kemampuan yang dipelajari dari Sang Guru. Durna lebih mementingkan dirinya dan rasa ego untuk menjadikan Arjuna sebagai prajurit utama dan tetap yang terbaik.

demikian

Kewajiban kita adalah menuntut ilmu.bukan menerima ilmu. Dalam kisah ini Arjuna (Palguna) hanya menerima ilmu dari Begawan Durna, sedang Bambang Ekalaya benar-benar menuntut ilmu. Mereka yang menuntut ilmu tentu akan jauh lebih “ampuh” daripada mereka yang hanya menerima ilmu. sekarang pilihan ada di tangan kita, apakah kita memilih menjadi seorang “Bambang Ekalaya” yang teguh dalam belajar dan menjalani hidup ataukah hanya menjadi seorang “arjuna”?


KISAH LAIN DARI PALGUNA (ARJUNA) & PALGUNADI  (BAMBANG EKALAYA)
Arjuna dan penolakan dewi anggraeni (istri bambang ekalaya) 
 
diatas langit masih ada langit, seganteng-gantengnya arjuna hingga ia dijuluki lelananging jagad, ia pernah ditolak cintanya oleh dewi anggraeni, istri bambang ekalaya, dewi anggraeni tdk mungkin akan menodai perkawinannya dg Ekalaya, ia lebih baik mati daripada mengingkari kesetiaannya. lalu ditolaklah cintanya arjuna.karena merasa kemampuannya memanah tersaingi oleh bambang ekalaya apalagi cintanya ditolak dewi anggraeni (istri bambang ekalaya), arjuna marah, ia menarik busurnya dan diarahkan ke dada bambang ekalaya...
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar