Rabu, 01 Februari 2012

HAR-APAN-IIM-PIAN (masih ada?)

SEBUAH RUANG TERLIHAT SEPERTI SEKOLAHAN.
Suara
:
Wus aneng sira nggonipun, lir wayang sariraneki, barang saparipolahnya, saking dhadhalang kang kardi, kang minangka panggung jagad, kelir kang kinarya ngringgit. Pamolahing wayang iku, saking dhalang kang akardi, tumindak sarta pangucap, dhalang wisesa akardi tan antara moring karsa, jer iku datanpa warni.
MUNCUL IIM MEMAINKAN WAYANG YANG IA PEGANG.
Iim
:
Sudah ada pada dirimu, dirimu bagaikan wayang, segala gerak-gerik dari sang dalang yang memainkan, dunia merupakan panggungnya, layar yang digunakan untuk memainkan wayang. Gerakan wayang-wayang dari ki dalang yang memainkan, berlaku dan berucap, dalang berkuasa antara perpaduan kehendak, karena hal itu tidak berbentuk.
TERDENGAR SUARA BERSAHUT-SAHUTAN MEMANGGIL IIM DAN PIAN, MUNCUL HAR DAN APAN KE PANGGUNG. IIM MENCARI TEMPAT UNTUK BERSEMBUNYI.
Iim
:
Haaaarr!! Apaaan!!!
Har
:
Iim, kau disini? Kenapa ngumpet?
Apan
:
Iya! Kami juga dari tadi mencarimu! Ehm oiya, mana pian?
Iim
:
Aku tidak tahu! Dari tadi aku disini sendirian!
Har
:
(memandangi wayang yang dibawa iim) apa yang kamu bawa  itu, Iim?
Iim
:
Oh ini? (menunjukkan wayang) Ini adalah wayang! Namanya semar. haseming samar-samar! Orangnya tua tapi tanpa semar, arjuna  bima yudistira nggak bisa ngapa-ngapain!
Har
:
Kau suka dengan wayang im?
Iim
:
Ya aku mengagumi wayang. Inilah kesenian luhur milik kita! seluruh segi kehidupan ada dalam wayang!
Apan
:
Tidak salah, im? Apa kau tidak takut nanti dikatakan tidak gaul oleh teman-teman yang lain? Dicap kuno karena tidak mengikuti modernisasi? Bukankah sekarang kita sudah memasuki era globalisasi?
Iim
:
maksudmu kalau sudah globalisasi, kita lupa dengan budaya sendiri? Halah gombalisasi! Modernisasi bukan berarti kita harus lupa tradisi! kita sebagai generasi muda seharusnya mau dan mampu melestarikan kebudayaan local milik negeri  sendiri! Siapa lagi kalau bukan kita yang nguri-uri tradisi? kalau sudah diambil bangsa lain, nanti bisanya cuma marah! Protes sana protes sini! Amuk sana amuk sini! Kalau sudah begitu, apa kata dunia ini? (terdengar suara langkah sepatu dari luar panggung)
Iim
:
 Ssstt Dengar!!! sepertinya ada orang datang kemari! coba dengar!
Apan
:
Iya, seperti ada suara langkah sepatu!
Har
:
Kedengarannya sedang menuju kemari!
Iim
:
Coba kita lihat siapa yang datang!
Pian
:
(kelihatan mengantuk, menguap berat, lantas ia tidur)
H, A, I
:
Pian!
Apan    
:
(penasaran lansung menghampiri pian) kamu kenapa pian? Matamu terlihat mbendul, Kelihatannya kamu mengantuk?
Pian      
:
iya aku masih ngantuk karena tadi malam aku habis nonton piala dunia.
Har        
:
jadi itu yang membuat matamu mbendul?
Pian      
:
Bukan
H, A, I
:
Bukan? Lalu?
Pian      
:
ini karena aku habis menangis
Apan    
:
Pasti karena jagoanmu kalah ya?
Pian      
:
bukan
H, A, I
:
bukan? Lalu?
Pian      
:
aku sedih karena tidak bisa melihat timnas PSSI berlaga di piala dunia.
H, A, I
:
(tertawa) oh, itu yang membuatmu menangis?
Har        
:
sudahlah jangan terlalu disedihkan! yakin saja suatu saat nanti PSSI pasti bisa masuk piala
dunia!
Pian      
:
iya, tapi kapan?
Har        
:
ah, kalau itu aku tidak tahu. Paling tidak kita sudah punya mimpi, barangkali mimpi itu kelak akan jadi kenyataan. Ingat sesuatu yang besar itu berawal dari mimpi! Manusia bisa berhasil sampai ke bulan, itu pun juga berawal dari mimpi!
Pian
Apan
Iim
Pian      
Iim
Kru Musik
:
:
:
:
:
:

Tapi kapan impian itu jadi kenyataan?
itulah pemasalahannya, kami tidak tahu!
Ya kita harus sabar menunggu sampai impian itu akan jadi kenyataan!
Iyaaaaa! Tapi sampai kapan kita harus bersabar?
Mungkin sampai nanti saat kita sudah tidak sanggup lagi bersabar!
(serempak menyanyi drngan irama lagu sayonara)
Sampai kapan sampai kapan kita harus bersabar
Mungkin nanti hihihi mungkin lusa hahaha
Sampai saat tak sanggup bersabar
Pian      
:
Setoooopp!! Kalian ini bagaimana? Melihat temannya sedih kok malah tertawa?  sudah-sudah! Jangan banyak bergurau! Lagipula kitakan sudah kelas tiga, jadi kita harus lebih giat, serius dan fokus pada pelajaran! Agar nanti kita bias lulus dengan nilai yang memuaskan! (suasana hening sejenak) oiya, kawan! ngomong-omong setelah lulus sekolah nanti, kemana kalian akan melanjutkan sekolah?
Apan    
:
Kalau aku sih ingin kuliah mengambil jurusan ilmu politik! Aku ingin jadi anggota DPR! Nanti kalau sudah jadi anggota DPR, aku tidak akan mau jika diajak ke luar negeri untuk studi banding! apa kita tidak bisa belajar pada negeri sendiri saja? Saya justru takut jika suatu saat nanti para anggota dewan nekad pergi ke jepang untuk belajar hara-kiri seperti yang dilakukan para samurai! Akh. … (sambil memperagakan gerakan bunuh diri)
Iim         
:
aku juga akan meneruskan keperguruan tinggi mengambil jurusan seni budaya! Karena aku punya cita-cita menjadi seniman. Nanti kalau aku sudah jadi seniman, aku ingin memasyarakatkan wayang dan mewayangkan masyarakat! Hebat kan?
Pian

Apan
Pian
H, A, I
Pian      
:

:
:
:
:
kalau aku ingin sekolah yang tinggi setinggi-tingginya, dan nanti aku akan kuliah di UMTTM!
UMTTM?
Universitas Murah-Tapi Tidak Murahan!
 (terkagum)  wah…..!!!
Disana aku akan mengambil jurusan olah raga, agar kelak cita-citaku jadi menteri olahraga tercapai, aku ingin prestasi olahraga di negeri ini tidak kalah dengan bangsa lain! Selain itu aku ingin semua rakyat Indonesia sehat lahir dan batin karena olahraga! “mensana el corporisano” dalam tubuh yang sehat terdapat jiwa yang kuat! lalu bagaimana dengan kamu, Har? Apa rencana dan cita-citamu?
Har        
:
(bingung sedih) aku tak tahu, aku tak punya rencana dan cita-cita karena aku tahu tidak akan terwujud
Iim         
:
kenapa kau berkata seperti itu?
Har        
:
iya, lihatlah aku! aku hanya anak buruh tani miskin, bapakku tak akan mungkin punya uang untuk menyekolahkanku. untuk makan saja susah apalagi sekolah! Sudah sampai SMA saja sudah untung! Apa kalian bisa bantu aku? (terdiam semua saling pandang)  tidak bisa kan? (menghela napas) Ah, Kalian lebih beruntung dari aku! masih punya orang tua yang sanggup membiayai kalian sekolah!
Pian
:
Kaukan bisa kuliah sambil kerja, Har?
Har
:
Iya, tapi kalau gajinya aku buat untuk membiayai kuliah, bagaimana aku harus hidup di kota? biaya kuliah sekarang semakin mahal, biaya hidup di kota juga mahal kawan! Mana cukup gajiku untuk membiayai keduanya?
Apan
:
Kau harus tetap sekolah, har! Karena pendidikan adalah hak setiap warga Negara! Bukankah undang-undang dasar sudah menyatakan bahwa setiap warga Negara berhak mendapatkan pendidikan dan tanggung jawab penyelenggaraannya ada dipundak pemerintah?
Iim
:
Iya betul! kata pak guru juga sekarang anggaran pendidikan sudah naik menjadi 20 % dari APBN? Pasti kau akan dapat keringanan har!
Har
:
Iya semua itu benar! Tapi apa benar orang miskin seperti aku ini yang diuntungkan?
Iim
:
Apa maksudmu, har?
Har
:
Aku pernah mendengar berita bahwa yang sudah banyak terjadi sekarang ini adalah ketika sebuah universitas mendapat dana lebih dari anggaran pendidikan, dana itu lantas  dibuat untuk menambah atau memperbaiki infrastruktur kampus, diantaranya lapangan parker, Siapa pengguna lapangan parker? tentu yang punya mobil khan? satu lagi, dengan dana itu pula, akan dibuat menambah fasilitas internet gratis bagi pengguna Wi-Fi! Siapa pengguna Wi-Fi? tentu yang punya Laptop khan? Sedangkan sisa dana untuk orang miskin seperti aku ini, ah…. Tentu sedikit sekali! tidak sebanding dengan jumlah orang miskin yang ingin sekolah diluar sana!
Iim
:
Tapi, tentu kau tahu Mas ahmad kan? kakak kelas kita itu bisa juga kuliah diperguruan tinggi dengan beasiswa kurang mampu!
Har
:
Ya mas ahmad hanya contoh segelintir orang yang beruntung! Tapi kalian juga harus lihat orang yang tidak beruntung seperti mas ainun, mas najib, mbak dewi yang gagal kuliah karena kalah bersaing untuk mendapatkan jatah beasiswa di perguruan tinggi! sekarang, bagaimana cara mengetahui penerima beasiswa itu miskin atau pura-pura miskin? Kenyataannya beasiswa yang diberikan justru pada mahasiswa yang sebenarnya keluarganya terbilang mampu. Atau setidaknya tidak benar-benar miskin. Padahal orang yang benar-benar miskin dan ingin kuliah banyak sekali. (tersenyum sinis) ironis!
Apan

Pian      


Har
:

:


:
Kenapa kau jadi sentimentil seperti itu? Segala sesuatu pasti ada kurang lebihnya, apapun itu termasuk sebuah kebijakan! Kau jangan hanya melihatnya dari sudut kurangnya saja!
Iya! kau juga jadi kelihatan lemah, har! Kau bukan har yang selama ini aku kenal! Mana har, temanku yang selalu optimis itu? kamu juga  pernah bilang pada kami, jika kita masih punya cita-cita berarti masih ada harapan untuk mewujudkannya jadi kenyataan? Iya kan?
Tapi kita juga perlu realistis terhadap keadaan kita! Kalian lihat sendiri kan keadaanku seperti apa? Benar kata orang, “orang miskin dilarang sekolah! Orang miskin dilarang pintar! Bahkan ketika mengemispun, orang miskin dilarang!”
Apan    
:
Tapi, kita tidak boleh gampang menyerah dan menyalahkan keadaan!
Iim
Pian      
:
:
betul!  Kita mesti tetap berjuang dan tetap tegar! Jangan menyerah, har!
Ayo bangkitlah! Jangan menyerah sebelum berperang! bersemangatlah!
(A, I dan P terus berusaha membangkitkan semangat Har dengan teror motivasi)
Har
Apan    
Har
:
:
:
(terduduk penuh putus asa) Ahhh!!! Aku tak tahu harus berbuat apa!
Jangan putus asa, har! Kau harus yakin! Masih ada harapan!
Masih ada harapan?
Pian      
:
iya, harapan tak akan pernah mati! Jadi jangan bersedih!
Har        
:
jangan bersedih?
Apan    
:
Ketidak-beruntungan tidak harus disedihkan!
Har        
:
Tidak harus disedihkan?
Iim         
:
Kesedihan tak perlu ditangisi!
Har        
:
Tak perlu ditangisi?
Apan    
:
tersenyumlah!
Har        
:
tersenyum?
Pian      
:
iya, tersenyumlah! Harapan masih ada jika kita sanggup tersenyum lahir dan batin!
Apan    
:
iya! Pak guru juga pernah bilang bahwa apa yang tidak pernah mati hanyalah harapan
yang ada dan terus menyala dalam hati kita!
Iim
:
Iya, jadi tak usah bersedih! Ayo tersenyumlah! Tersenyumlah yang lebar! Tatap masa depan dengan harapan kita! Jangan takut bermimpi, kawan! Teruslah bermimpi! Jangan takut! Terus nyalakan api harapan dalam hati kita! Selama masih ada harapan berarti masih ada kesempatan untuk mewujudkannya jadi kenyataan! Hari esok akan panjang! Jadi,Yakinlah kelak harapan dan impian kita pasti akan jadi kenyataan!


MEMATUNG PADA POSISINYA MASING-MASING, LAMPU PERLAHAN GELAP
MUSIK VOKAL DARI KRU MUSIK

Suara
:
(desela-sela music vokal) Sudah tidak berdaya. Hanya tinggallah berdendang. Mendendangkan lagu dandang gula palaran hasil karya nenek moyang dahulu kala, duh… betapa beratnya hidup ini seperti orang dimadu saja. yah inilah Azabnya jaman Kala Bendu, makin menjadi-jadi nafsu angkara murka. Tidak mungkin dikalahkan oleh budi yang baik. Bila belum sampai saatnya akibatnya bahkan makin luar biasa.
TEMBANG GAMBUH*)
Rong asta wus katekuk
kari ura-ura kang pakantuk
dandanggula lagu palaran sayekti
ngleluri para leluhur
abot ing sih swami karo
Sidining Kala Bendu
Saya ndadra hardaning tyas limut
Nora kena sinirep limpating budi
Lamun durung mangsanipun
Malah sumuke angradon
*) syair gambuh karya ranggawarsita


SEBUAH RUANGAN. APAN, IIM, DAN PIAN MASUK TERHUYUNG-HUYUNG SEPERTI MENANGGUNG BEBAN KESEDIHAN. SEJENAK KEMUDIAN HAR MUNCUL MEMANDANGI TEMAN-TEMANNYA KEHERANAN
Har        
:
(memandangi satu persatu) Apan, iim pian? Kalian kenapa? Apa yang terjadi? (ke apan) apan? Kau kenapa? Kelihatannya kau sangat capek?
Apan    
:
Iya! Aku capek! Baru saja aku selesai membersihkan gedung dewan! di sana banyak sekali sampah-sampah yang harus aku bersihkan!
Har
:
(ke pian)kau juga kenapa pian? Kelihatannya kau mengantuk?
Pian
:
Iya aku mengantuk karena tadi malam habis nonton piala dunia! Aku juga sedih karena lagi lagi tidak bisa melihat timnas PSSI berlaga di piala dunia!
Har
:
(ke iim) lalu kau kenapa, im? Kamu Nampak sedih? Oh iya, mana wayang yang dulu selalu kamu bawa-bawa itu?
Iim
:
Ah, sudah tidak ada lagi! Kemarin malam ketika aku lelap tertidur, ada maling yang masuk rumahku, bukan televisi atau radio yang dicolong malah seperangkat wayang yang diambilnya!
Har
:
Sudahlah!! suka duka kita tidaklah istimewa karena semua orang merasakannya! sudahlah kawan jangan terlalu disedihkan! Ini bukan waktu yang tepat untuk bersedih! Bergembiralah kawan! Bukankah, setelah sekian lama kita berpisah, baru sekarang kan kita bertemu lagi? Aku kangen dengan kalian, kawan! Apa kalian juga merasakan kangen yang sama?
A, I, P
:
Iya, kami juga kangen!
Har
:
Syukurlah kalau begitu! Aku senang mendengarnya! (hening sejenak) kalian masih ingatkan, dulu di tempat yang sama disini kita berbicara tentang cita-cita masing-masing? Lantas,  Sudah jadi apa kalian sekarang? Apa cita-cita kalian sudah terwujud?
Apan    
:
hampir tapi sekarang tidak lagi! Sebenarnnya aku pernah maju sebagai caleg muda pada pemilu tahun lalu tapi tidak terpilih karena kalah bersaing dengan partai besar! Sawah, kebo dan rumah warisan bapakku terpaksa aku jual untuk menutupi utang sana-sini! Kalian tahu sendiri kan? Jadi caleg itu biayanya mahal! Ah… Sekarang aku bekerja sebagai petugas kebersihan di gedung dewan! lihatlah seragamku!! (menunjukkan tulisan yang tetulis di seragam) Nampak jelas bukan?
Iim         
:
Kalau aku sebenarnya sudah pernah jadi sinden! Tapi terpaksa berhenti karena sudah tidak ada lagi yang mau nanggap! Orang-orang lebih suka nonton cinta fitri season 6 daripada nonton wayang! Orang-orang lebih suka mendengarkan music rock daripada harus mendengarkan sinden seperti saya ini nembang! Ah… (lemas)
Pian
:
kalau aku sekarang hanya jadi penjual atribut olahraga kecil-kecilan, dulu setelah lulus kuliah, aku pernah mendaftar menjadi pegawai dilingkungan keolahragaan tapi tidak diterima karena tidak bisa memberi  ini (menunjukkan isyarat uang)  ah… ! lalu bagaimana dengan kamu, Har?
Har        
:
(penuh senyum kebanggaan) aku tidak tahu sebenarnya apa nama pekerjaanku! kadang aku jadi pedagang seperti kamu pian! aku sering membantu emak jualan palawija di pasar, Tapi tidak pernah ngakali timbangan untuk ngapusi pembeli! Aku pernah jadi petugas kebersihan seperti kamu apan! Aku suka membersihkan tempat sekitarku agar bersih dari sampah-sampah yang berserakan! Aku juga bisa dikatakan seniman seperti kamu iim! Setiap sehabis maghrib ketika keluargaku sedang berkumpul aku sering nembang untuk menghibur bapak dan emak yang  seharian kerja! aku juga sering mendongeng untuk adik-adikku ketika menjelang tidur! Aku juga adalah guru yang setiap sore mulang anak-anak kecil di kampungku belajar ngaji! Selain ngaji kitab, ngaji kehidupan juga!
Apan    
:
Kamu tampak bahagia ya har?
Har        
:
Iya aku bahagia sekali! bagiku kebahagiaan bukan hanya diukur dari apa yang kita dapat dari sebuah pekerjaan, tapi kebahagiaan datang ketika kita mencintai pekerjaan itu! Dan pak uriplah yang mengajariku seperti ini!
A, I, P   
:
Pak urip? siapa dia?
Har        
:
Iya! Dialah guruku, sarjana tanpa kertas ijazah yang sudah mengajariku banyak hal. Olehnya aku pun di ajar merasakan pahit getirnya hidup bak jamu butrowali dan akupun minum setiap kali. Dia mengajariku bekerja keras, dia mengajariku melihat peluang, dia juga  mengajariku untuk selalu tegar dan tidak putus asa menghadapi kerasnya hidup. Dia menyuruhku untuk belajar pada ketidak-beruntunganku, juga belajar pada kemiskinanku! dan kalau mau, sekarang kalian juga bisa belajar padanya!
Iim         
:
(mengeluh) ah, tapi kami sudah gagal!
Har        







Apan
Iim
Pian
Har 





Semua
:







:
:
:
:





:
(melihat teman-temannya yang kehilangan semangat) kalian tidak gagal, kawan! Kalian hanya sedikit tidak beruntung saja! Tapi kalian jangan kehilangan semangat, mesti tetap tegar dan tetap berusaha! Ingat! Aku dulu pernah merasa tidak beruntung, tapi ada kalian yang sudah menyalakan kembali api semangatku yang mulai padam, kalian dulu pernah berkata padaku jangan menyerah! Ketidak-beruntungan tidak harus disedihkan, kesedihan tak perlu ditangisi! Selama harapan masih terus menyala dalam hati kita, segalanya masih mungkin terjadi! Yakinlah! Selama masih ada harapan berarti masih ada kesempatan untuk mewujudkannya jadi  kenyataan!
Tapi, apa masih ada harapan untuk kita?
ah… aku rasa tidak!
Iya, Sudah terlambat!
Masih! Masih ada! Jangan pesimistis seperti itu! Ini bukan akhir kawan! Harapan itu masih ada! Harapan masih ada jika kita sanggup tersenyum lahir dan batin! (hening, menerawang jauh lalu menunjukkan jarinya kearah matanya memandang) lihat! Disana cahaya terang melambai-lambaikan sinarnya kepada kita! mari kita sambut lambaian tangannya dengan senang hati! mari kawan! mari kita serukan! (a, I, dan p menghampiri dan menunjuk kearah cahaya)
Oh Cahaya terang! Kami akan datang!


HAR, APAN, IIM DAN PIAN MELIHAT JAUH KE ARAH CAHAYA. SEPERTI INGIN MENGGAPAINYA TANGAN MEREKA MELAMBAI LAMBAI KE ARAH CAHAYA TERANG.

Untuk adik-adikku tersayang,
Kepompong yang akan menetas jadi kupu-kupu, terbang menari lincah
Melukis warna-warni pelangi di langit biru.
Aku sayang padamu!
Terima kasih buat orang-orang yang sudah jadi bulan di malam-malam kami,
 semoga cahyamu tak segera padam.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar